ZONA RENUNGAN

PERKATAAN
Seluruh manusia dibumi ini pasti pernah bahkan sering berinteraksi satu dengan yang lainnya, maka sudah pasti lazinmnya interaksi tersebut menggunakan mulut, sebab mulut merupakan salah satu sarana/komponen pada tubuh kita yang paling sering digunakan, sadar maupun tidak manusia pasti memiliki ketergantungan terhadap mulutnya. Namun pernahkah kita menyadari” betapa sangat menentukan dan menjadi indikasi sebuah Kata yang akan kita ucapkan untuk dijadikan bahan pembicaraan atau topikalisasi. Setiap orang pasti bisa berbicara dan berkata-kata, namun belum tentu ada gunanya dan bermanfaat. Banyak orang hanya mampu berbicara dan berkata-kata, semua orang merasa berhak untuk melakukannya, namun sedikit dari mereka yang memiliki Topikalisasi dalam setiap Pembicaraannya. Apalagi untuk memperhatikan dan menyesuaikan setiap kata yang dia ucapkan. Nyaris tidak ada yang perduli dan mempertimbangkannya, yang penting berbicara dan berkata-kata. Inilah kondisi dunia saat ini, sudah menjadi kebiasaan orang untuk berkata dan berbicara, bahkan ada yang mengambil Job menjadi Komentator dan Pengamat, tidak cukup sampai disitu bahkan ada yang khusus mempelajarinya sebab ada sekolah untuk menjadi Komentator dan Pengamat (Hemm) Mengapa kedua Subject tersebut saya jadikan contoh? Sebab keduanya kerap menggunakan mulut dan kata-kata untuk dijadikan Pembicaraan. Pertanyaan muncul, apakah kedua Subject tersebut menyadari dan memahami apa yang dia katakan” atau apakah mereka telah meriset/membuktikan dari setiap Perkataan yang dia ucapkan” Apakah mereka pernah melihat dan memikirkan dampak dari Perkataannya” atau mungkin mereka memang tidak mengetahui dan menyadari kalau setiap kata yang terucap pasti memiliki dampak yang sangat luar biasa” Oleh sebab itu pula saya menulis artikel ini, agar bisa dijadikan bahan pertimbangan, minimal direnungkan. Kata adalah bukti, Kata merupakan alat Indikasi, Kata bisa menjadi acuan dalam menentukan dan memutuskan, Kata juga mengandung Kekuatan, banyak bukti sudah disebabkan Perkataan ataupun Kata-kata yang terucap bisa membuat yang benar menjadi salah dan sebaliknya, dengan Perkataan orang bisa teryakini dan percaya. Orang yang bijak pasti mengetahui betapa pentingnya sebuah Kata, setiap Kata yang terucap pasti menjadi Perkataan dan Statement didalam kehidupan kita, selayaknyalah berhati-hati untuk berkata-kata, pertimbangkan terlebih dahulu sebelum berbicara, buktikan dan pastikan setiap Perkataan yang akan dijadikan Pembicaraan jangan sampai menjadi sia-sia dan omong kosong belaka, apalagi menyebabkan dan menimbulkan ekses yang tidak baik bagi orang lain.
Official Statement: "Semua orang bisa untuk berkata bijak" tetapi hanya sedikit dari mereka yang mampu bijaksana dalam berkata" dan bertanggung jawab atas perkataannya".  

TAUSHIAH
Ada baiknya kita memberi waktu sejenak kepada diri ini untuk mengisi substansial bathiniah, sebab telah terpenuhi dengan baik fisik/jasad kita sehari-hari. Maka kini saatnya giliran Aqal dan Qolbu yang kita penuhi, kalau memang kita masih merasa manusia.Saya yakin kalau kita masih bisa untuk sejenak memberikan waktu agar kita bisa lebih bijak dan takwa dalam hidup ini. Setiap bentuk kehidupan pasti ada akhirnya,maka sudah elayaknyalah kita bisa belajar dari masa-masa yang telah kita lewati,karena hanya dengan perolehan substansial kita bisa menabung amal baik kita demi bekal menuju hidup yang lebih hakiki yaitu akhirat Saya ingin mengingatkan kepada kita semua, hati-hatilah terhadap sesuatu yang bisa menjadi musuh bagi kita, bisa lewat orang lain, atau juga diri kita. sebab watak manusia sangat sombong.dan sangat mudah lalai untuk bersyukur terhadap hidup dan mati yang telah Dia tentukan.Segenap Puja dan Puji kepada Sang Pemilik Predikat Status dan Identitas. KarenaNyalah kita masih bisa menghirup udara dan meng-Aktualisasikan sumber daya kita. Tidaklah pantas bila makluk ciptaanNya memiliki Pujian melebihiNya, Taklah laik rasanya bila kita melupakan asal-usul kita sebagai manusia yang telah Dia cipta untuk senantiasa mengabdi padaNya dalam suka maupun duka, dalam kemudahan dan kesulitan, disaat susah maupun senang, itu sudah merupakan konsekwensi kita sebagai makhlukNya. Alangkah lucu bila kita hanya bersyukur dalam situasi dan kondisi yang selalu senang/suka, dan sesuai keinginan kita, karena susah dan senang, sulit dan mudah merupakan pasangan kehidupan ini. Terkadang keberhasilan, kesenangan bisa dicapai lewat kegagalan dan kesulitan, hidup yang kita jalani, karena manfaat dan mudharat bisa datang dariNya, bahkan Dia Sang pencipta menguji kita sering lewat kedua hal tersebut. Maka dengan alasan itu pula sebaiknya, cobalah untuk lebih 'arif/bijak dalam menyikapi kehidupan yang Fana dan Nisbi ini, Sebab bila kita ingin kembali pada tempat yang layak (Jannah) dan mendapat IzinNya, maka janganlah pernah melupakan kehidupan Ukhrowiah dan jangan terjebak dalam permainan kehidupan alam fana ini.

Tidak ada komentar: