Aku berlindung
pada-Mu yaa Robb dari keterbatasan lisanku, mohon ampun pada-Mu dari perkataan
yang dusta.
Salam untuk kita semua sebagai makhluk ciptaan.
Menelusuri makna yang terkandung dalam ismun / nama atau
predikat dari seorang Nabi dan Rosul Allah: Ibrahim / Abraham gelarannya adalah
bapak para Nabi / Rosul, bapak semua agama, sahabat Allah(Kholilullah).
Darinyalah banyak melahirkan keturunan manusia-manusia terpilih yang qualify
cikal bakal munculnya Nabi atau Rosul, asal mula lahirnya ajaran, ujaran dan
aliran bahkan agama. Ibrahim / Abraham sangat-sangat menjadi patokan dan
rujukan para Nabi Allah dalam mengajarkan,menyampaikan dan membina akhlak
manusia hingga menjadi sifat yang hasanah / baik, yang etis dan estetis menurut
dan sesuai ketentuan, kemauan Tuhan Sang Pencipta(kholiq). Seluruh
manusia mengenalnya, semua agama menghormatinya, tak pernah dunia mencatat / menulisnya
tanpa rasa penghormatan dan pujian.
Selayaknya
dengan semua gelaran dan penghormatan itu kita bisa memetik dan kembali menapak
tilasi perjalanannya dalam membawa ajaran,ujaran hingga menjadi sebuah system
dan keyakinan. QS Al Baqarah ayat 130 “waman
yarghabu 'an millati ibraahiima illaa man safiha nafsahu walaqadi
isthafaynaahu fii alddunyaa wa-innahu fii al-aakhirati
lamina alshshaalihiina”. Dan tdk ada yg benci kpd
agama Ibrahim, melainkan org yg membodohi dirinya sendiri, dan sungguh Kami
telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar
termasuk or yang saleh.
Seperti itulah harusnya seluruh manusia memahami Ibrahim /
Abraham, setidaknya untuk tak menafikan, mendustai dan mengenyampingkan risalah
lewat dakwah yang telah ia ajarkan. QS Ibrahim ayat 35 “inna awlaa alnnaasi bi-ibraahiima lalladziina
ittaba'uuhu wahaadzaa alnnabiyyu waalladziina aamanuu waallaahu
waliyyu almu-miniina”. Sesungguhnya org yg paling dekat dengan Ibrahim
adalah org-org yg mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta org-org yg
beriman, dan Allah adalah Pelindung semua org-org yg beriman.
Namun lagi-lagi
keterbatasan pola pikir, olah rasa dan daya nalar seseoranglah yang menjadikan
namanya, gelarnya dan ajarannya menjadi terpecah dan berbeda-beda. Padahal
secara implisit maupun eksplisit namanya sudah menjawab, dan memberi makna atau
arti tersendiri yang memang Tuhan Sang Maha dari segala yang memiliki maha,
telah menentukan dan menetapkan namanya sebagai tolak ukur untuk mencari dan
memahami siapa dan bagaimana Ibrahim atau Abraham. Dialektikalnya saja yang
berbeda namun bukanlah makna dan maksud dari namanya boleh disalah artikan atau
dirubah sedemikian rupa hingga menjadi samar, kabur dan hilang dari makna
aslinya. Ibrahim / Abraham sebenarnya diambil dari dua kata yang berbeda makna, ib, ab(أب) yang artinya
bapak / ayah, rahim (راهيم) yang diambil dari ismun atau predikat
Allah Ar-Rahim(Pengasih / Pemurah). Bila digabungkan akan memiliki artian
bapak / ayah yang penuh asih / penyayang. Nama Ibrahim bila ditinjau dari bentukan
katanya adalah kata majemuk yang sudah menjadi satu dalam dirinya, dalam
kepribadian sang pemilik nama tersebut.
Khusus memaknai namanya lewat lafazh Ibrahim / Abraham: Abi-Aba-Abu(أب) dan Rahim / Rohima(timur). Raham atau Rahman(barat). Terserah yang mana satu yang mau diambil pemahaman, Rahim dan Rahman=Pengasih dan Pemurah. Yang mana munusia suka silahkan saja, sebab yang mana satu tetap saja kedua sifat / nama tersebut diambil dari predikat dan sifat Tuhannya(الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ). Bukan dari kemauan dirinya sendiri, tidak datang dengan sendirinya, tidak berawal dari budaya dimana dia dilahirkan. Nama ini adalah gelar dari hasil sikap hidup sang pemilik nama tersebut dalam menjalani dan mengabdi / ibadah kepada Tuhannya demi memenuhi syrat / kewajiban sebelum menerima dan menuntut hak sebagai seorang makhluk ciptaan untuk itu perlu ada try and trial.
Namanya bukan
sekedar nama, namanya bukan tanpa makna, namanya bersumber dari Tuhannya,
namanya datang dikarenakan sifat dan wataknya yang welas asih(Budha),
pengasih(Kristen), santun dan penyayang(Islam). nama yang diberikan kepadanya
merupakan penghargaan Tuhan Pemilik langit dan bumi, Tuhan penata alam semesta,
Tuhan dari segala dzat ketuhanan(الله) tidak salah memilihnya, tidak
pernah ragu untuk memujinya. Ketika dia lulus dalam ujian tersebut maka terciptalah
namanya / predikat untuk dikenakan kepada diri seorang manusia yang telah
berhasil meraih, mengambil perhatian dan merebut penilaian Sang Maha Aku, Sang
pencipta alam semesta(الله), Dialah penentu segalanya yang telah
menghargai dan memuji makhluk ciptaan-Nya dikarenakan kecintaan sang makhluk
kepada Sang Kholiq, antara yang Memandang dengan yang Dipandang, antara yang
Dicintai dan yang Mencintai. antara Pesuruh dan Majikan, Pemuja dengan Pujaan,
antara Hamba dengan Tuannya, ‘Abid(abdi) dan Al Ma’bud(tempat mengabdi). Inilah
mengapa Ibrahim / Abraham dijadikan sosok yang harus dikenal dan dicontoh oleh
seluruh manusia dan para Nabi / Rosul setelahnya.
Menurut para
pakar sejarah nama aslinya adalah Abram. Inilah yang saya sebut diawal bahwa
nama / ismun Ibrahim / Abraham memiliki makna yang secara implisit dan
eksplisit menjawab dan mengejawantahkan semua persoalan yang akan datang kelak,
semua perselisihan diantara manusia dan mereka yang menggeluti bidang kitab dan
ilmu bahkan sejarah. Itulah mengapa Tuhannya telah memagari dan memberi isyarat
yang itupun hanya bisa ditembus atau dijangkau dengan kemurnian, ketulusan dan
tanpa rasa benci, yang tak sempat mencari kelemahan dan cacat pada pihak luar
atau orang lain selain kesibukan yang diarahkan pada dirinya sendiri. Inilah
kriteria yang bisa memahami makna yang tersirat dan tersurat dalam nama / ismunnya
Ibrahim(timur) atau Abraham(barat).
Namanya melahirkan banyak pengertian dan analogi yang
beragam, bahkan dijadikan icon sosok yang luar biasa atau dewa(Brahma / Brahman).
Selayaknya kita dan seluruh manusia mau meneliti dengan hati yang lapang dan
tak perlu dengan sikap keras membatu dan rasa cemburu yang berlebihan,
sebenarnya nama dan predikat seseorang bisa sangat memberikan penjelasan dan
pencerahan atas segala sesuatu yang dipertentangkan, yang dipersoal. Semua itu
bisa terjawab, bisa terselesaikan tanpa harus melanggar universal of nature
atau natural law, maka perlu pengamatan secara Empiris dan Rasionalisme, Fisik
maupun Metafisik setelah melalui semua proses ini maka diperlukan satu lagi
tolak ukur yang sangat menentukan yaitu: Kefitrahan sebagai seorang makhluk
atau dalam arti lain ketulusan mencari kebenaran bukan karena pengakuan dunia
dan orang, melainkan pengakuan dan pujian dari Tuhan / God(رَبّ), dzat Sang Maha Aku(الله). Keluhuran akal budi dan
pekerti, kehalusan akhlak dan sikap dalam menjalani kehidupannya telah membuat
nama Ibrahim / Abraham diabadikan, bahkan Ibrahim menjadi ke-shohian / ke-absahan
dalam ibadah umat Islam.
للَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ
مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ،
إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Allahumma sholli
‘ala Muhammad wa ‘ala aliy Muhammad kama sholaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala aliy
Ibrahim,innaka hamidum majiid, Allahumma baarik ‘ala Muhammad wa ‘ala aliy
Muhammad kama baarokta ‘ala Ibrahim wa ‘ala aliy Ibrahim,innaka hamidum majiid.
Para Nabi / Rosul
setelah Ibrahim, mereka semua sangat menjadikannya panutan dalam membina dan
membangun akhlak yang baik, yang sesuai aturan dan kodrat sebagai makhluk,
tanpa harus melampaui dan merontai ke-dho’ifan sebagai manusia. Ibrahim telah
menjadi idola para Nabi / Rosul bahkan menjadi panutan dan sanjungan sang
hataman nabiy(Muhammad). Nabi Ibrahim beserta keluarga(privasi) telah membangun
Millah(ajaran, agama, pertinggal) bagi seluruh manusia terutama Nabi
atau Rosul selanjutnya sebagai penunjuk arah dan sebagai pemersatu, system dan
aqidah para Nabi / Rosul seterusnya begitu juga seluruh manusia
di-ardhun(bumi).
Akhirul kalam “Selawat untuk para Nabi / Rosul
seiring itu pula Salamku untuk semua abdi-abdi Allah”.
Allahu 'aliymun bidzaatis
shuduwr
Link terkait: Kompasiana
Author by Fardhie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar